Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Apa Itu Job Safety Analysis? Inilah Contoh dan Cara Pembuatannya

Job Safety Analysis (JSA) merupakan sebuah metode yang digunakan pekerja untuk mengidentifikasi bahaya yang ada dalam setiap pekerjaan. JSA ini juga menjadi penentuan pengendalian terhadap risiko dari bahaya tersebut. Nah, JSA sangatlah penting agar seluruh pekerja yang terlibat di dalam suatu pekerjaan aman terhadap adanya risiko bahaya tersebut.

Untuk membuat JSA sebenarnya tidaklah terlalu rumit. Anda hanya harus mengetahui setiap tahapan pekerjaan, menganalisis bahaya apasaja yang dapat ditimbulkan oleh pekerjaan tersebut, dan merencanakan serta membuat pengendalian risiko tersebut.

Nah, tentunya Anda harus melakukan diskusi dengan pemberi kerja, pekerja, supervisor, serta tim keselamatan dan kesehatan kerja supaya JSA yang dibuat lebih optimal. Perlu diketahui kalau contoh JSA yang ada tidak pasti semuanya akan sama di setiap perusahaan. Hal ini bisa disesuaikan dengan kondisi dan proses pekerjaan tersebut yang ada diperusahaan tersebut. 

Nah, berikut ini adalah beberapa contoh JSA untuk pekerjaan-pekerjaan secara umum yang dapat Anda pedomani dalam membuat suatu JSA:

Job Safety Analysis, Contoh dan Cara Membuatnya

Apa Itu Job Safety Analysis? Inilah Contoh dan Cara Pembuatannya

Contoh Job Safety Analysis

1. JSA Mengebor

Umumnya pekerjaan mengebor biasa dilakukan dalam memasang rambu-rambu atau benda lain pada dinding. Atau, bisa juga dilakukan pada lantai. Nah, dalam pekerjaan ini Anda bisa terpapar risiko terkena debu dan masuk ke mata. Bahkan, Anda juga bisa saja tergores mata bor.

2. JSA Naik Tangga

Tangga diciptakan untuk digunakan mengakses ketinggian sebuah ruangan. Nah, risiko yang bisa muncul dalam aktivitas di tangga adalah terpeleset ataupun terjatuh. Di sini, Anda harus bisa mengendalikan risiko tersebut supaya aktivitas naik tangga bisa selamat dan aman.

3. JSA Penggalian

Pekerjaan penggalian tanah dilakukan ketika ada pemasangan atau pelepasan jalur kabel, pipa, dan sejenisnya. Nah, dalam pekerjaan penggalian ini bahaya yang paling besar adalah adanya jalur yang sudah terpasang sebelumnya. Jadi, ketika Anda menggalinya Anda bisa saja tersetrum atau bahkan membuat kebocoran pipa sehingga menimbulkan masalah lainnya.

4. JSA Penggerindaan

Pekerjaan penggerindaan ini dilakukan untuk memotong logam atau material keras lainnya. Saat melakukan penggerindaan, gerakan gerinda yang bergesekan dengan logam tersebut akan memunculkan bunga api. Nah, munculnya bunga api tersebut berisiko menyebabkan kebakaran. Tak hanya itu, Anda juga bisa terkena risiko bagian logam yang terpelanting ke arah Anda.

5. JSA Mengelas

Pekerjaan mengelas dilakukan untuk menyambung ataupun menambal permukaan besi. Pekerjaan ini biasanya menggunakan trafo, argon atau gas lainnya untuk melelehkan besi. Nah, aktivitas pengelasan ini memiliki risiko terbakar dan terkena sinar ultraviolet. Bahkan, setelah mengelas Anda harus memastikan tidak ada bunga api yang bisa memicu risiko kebakaran.

6. JSA Ruang Terbatas

Bekerja pada ruang terbatas biasanya dilakukan untuk membersihkan bagian mesin atau memasang bagian-bagian mesin tersebut. Nah, dalam pekerjaan ini para pekerja akan berhadapan dengan kandungan oksigen yang sedikit serta potensi gerakan mesin tiba-tiba. Selain itu, terbukanya pipa-pipa yang mengandung zat beracun juga membahayakan pekerja.

7. JSA Intervensi Listrik

Ketika membuat stop kontak atau memperbaiki jalur yang rusak, tentunya dibutuhkan pekerjaan intervensi listrik. Nah, pekerjaan intervensi listrik ini Anda akan dihadapkan dengan adanya resiko tersengat oleh listrik tersebut. Maka dari itu, listrik harus dimatikan terlebih dahulu serta lock out tag out harus dipasang dengan benar untuk meminimalisir resiko tersebut.

8. JSA Pengangkatan atau Lifting

Pekerjaan pengangkatan atau lifting bisa dilakukan dengan menggunakan hand pallet, crane, forklift, ataupun alat angkut lainnya. Nah, dalam pekerjaan pengangkatan ini risiko barang yang diangkat bisa saja terjatuh dan menimpa pekerja lainnya. Sehingga, hal ini sangat perlu untuk diperhatikan.

9. JSA Pemasangan Scaffolding dan Perbaikan Pipa

Ketika melakukan pekerjaan, seringkali Anda dihadapkan dengan kombinasi pekerjaan yang berbahaya dan beresiko mengalami kecelakaan kerja. Nah, contoh JSA pemasangan scaffolding dan perbaikan pipa ini adalah salah satu contoh JSA dari kombinasi pekerjaan yang memiliki risiko bahaya besar.

Lantas, Bagaimana Cara Membuat Job Safety Analysis?

Dengan adanya Job Safety Analysis atau JSA, keamanan dalam bekerja dapat dioptimalkan dengan lebih sistematis. Nah, bagaimana cara pembuatannya? Langsung saja, simak uraiannya di bawah ini!

Cara Membuat Job Safety Analysis

1. Analisis Keselamatan Kerja

Penerapan SMK3 (Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja) pada suatu perusahaan, melakukan analisa keselamatan kerja tentu merupakan hal yang penting untuk dilakukan.

Langkah pertama adalah dengan memulai menganalisa pekerjaan yang paling berbahaya terlebih dulu. Sangat disayangkan bila terjadi kecelakaan yang dapat dicegah ketika Anda sedang mengoptimalkan keselamatan pekerjaan lainnya yang tidak terlalu bahaya, bukan? Oleh sebab itu, Anda harus memprioritaskan untuk menganalisis pekerjaan yang paling berbahaya.

Sebab, pekerjaan yang paling berbahaya memiliki risiko kecelakaan yang lebih parah. Terlebih pada pekerjaan yang sudah memiliki frekuensi kecelakaan lebih tinggi. Pekerjaan yang baru atau prosesnya baru didirikan juga harus diutamakan keselamatannya.

2. Dokumentasikan Tugas Pekerjaan

Langkah kedua yaitu dengan mendokumentasikan setiap tugas pekerjaan. Nah, lakukan hal ini dengan memecah pekerjaan menjadi langkah-langkah kecil yang bisa Anda optimalkan. Biasanya, prosedur pekerjaan sebaiknya tidak lebih dari 10 langkah kerja. Apabila lebih lama, maka anggap saja hal itu sebagai dua pekerjaan terpisah yang harus dilakukan.

Meskipun bagian JSA satu ini agak membosankan, tetapi akan membantu memastikan setiap aspek pekerjaan dianalisis dengan optimal. Pastikan menyertakan semuanya mulai dari awal sampai tahap bersih-bersih. Nah, pastikan pula Anda telah menilai semua detil yang diketahui.

3. Mengidentifikasi Bahaya

Langkah yang selanjutnya, yakni Anda akan bekerja untuk mengidentifikasi potensi bahaya di setiap langkah kerja tersebut. Hal ini tentunya akan membantu untuk memvisualisasikan setiap langkah dalam pekerjaan tersebut. Dengan begitu, pekerja dapat melakukan tugasnya dengan tepat.

Apakah nantinya pekerja akan menggunakan mesin? Apakah jika salah langkah dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja pada pekerja? Apakah lokasi pekerjaan berada di ketinggian atau kedalaman? Apakah elemen di sekitar lokasi pekerjaan berbahaya, seperti lantai licin? Nah, Anda harus pikirkan dengan cermat semua skenario terburuk tersebut.

4. Terapkan Kontrol Bahaya

Langkah terakhir setelah Anda menentukan apa yang bisa salah dalam setiap langkah kerja tersebut, kini Anda sebaiknya menerapkan tindakan pencegahannya. Nah, Anda bisa melakukannya dengan menggunakan ‘5 Kontrol’ dalam hierarki kontrol untuk manajemen keselamatan kerja. Apa saja?

  • Eliminasi - Singkirkan semua yang berpotensi menimbulkan bahaya.

  • Substitusi - Mengganti bahan yang berbahaya dengan sesuatu yang lebih aman untuk digunakan.

  • Kontrol Teknik - Mencegah pekerja untuk bekerja di area yang rawan kecelakaan kerja.

  • Kontrol Administratif – Mengajari para pekerja untuk melakukan pekerjaan mereka dengan cara yang aman dan mudah diterapkan.

  • APD (alat pelindung diri) - Sediakan alat perlindung diri untuk para pekerja sesuai dengan kondisi lapangan atau resiko bahaya, misalkan alat pelindung diri helm safety, safety shoes, dan lain sebagainya.

Nah, tindakan pencegahan ini harus dilakukan dengan sistematis. Sebab, karyawan Anda mengandalkan manajemen untuk memperhatikan keselamatan mereka yang mungkin tidak disadari. Ataupun, bahaya dari apa yang sedang mereka kerjakan. Oleh sebab itu, Job Safety Analysis atau JSA ini sangat penting agar bisa menjamin keselamatan kerja para karyawan Anda.

Post a Comment for "Apa Itu Job Safety Analysis? Inilah Contoh dan Cara Pembuatannya"